Terletak di kaki gunung merapi, dari kota Yogya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke museum ini. Karena jauh dari pusat kota, suasana adem dan hijau sangat terasa saat kita menginjakkan kaki di pintu depan museum. Terlihat dari luar, arsitekturnya bergaya modern, namun siapa sangka ternyata isi museumnya jawa sekali.
Museum ini bukanlah museum pemerintah, tapi milik swasta. Untuk tiket masuk dibanderol harga 40 rb/orang, sudah termasuk biaya guide. Bedanya dengan museum lain, di museum ini, kita harus masuk bersama dengan guide nya, karena tidak ada tag di tiap koleksi museum, jadi harus dengar penjelasan guidenya (+ 50 menit untuk keliling) serta kami dilarang mengambil gambar ataupun merekam di dalam museum. Wah jadi kalo mau tau lebih dalam museum ini, harus kesini!
Terdiri dari beberapa ruangan, sensasi aura jaman dulu kuat di ruang penyambutan dan gamelan. Tapi walaupun museum ini tentang sejarah, penataan ruang dan koleksi bendanya terasa modern, disertai cerita sejarah yang disampaikan dengan luwes, membuat kita tersihir untuk menyelami mesin waktu kerajaan Jawa.
Museum ini terdiri dari ruang penyambutan, ruang seni tari dan gamelan, ruang guwa sela giri (disini banyak foto-foto kerajaan dan lukisan raja-raja jaman dahulu) wah saya paham banget deh sama sejarah jawa disini, dan bangga jadi orang jawa. Ruang syair putri Tinneke, Ruang Batik, Ruang putri dambaan (putri cantik yang terkenal sampai Belanda), ruang budaya jawa (mengenai baju adat pernikahan Jawa dan Solo, saya baru tau kalo tiap perhiasan yang digunakan saat pernikahan itu ada doanya)
Selesai keliling museum, kita baru diperbolehkan untuk foto-foto di relief miring dan taman. Bagi yang lapar boleh bersantap siang di Beukeunhof Restaurant yang suasananya klasik banget (tidak termasuk bayar tiket ya, makannya bayar sendiri)
Terimakasih untuk ilmunya Ullen Sentalu. Yuk main ke museum!
0 comments